Wireless Fundamental Part 1
March 28, 2017
Add Comment
Wireless merupakan sebuah media jaringan nirkaber yang menggunakan medium gelombang elektromagnetik sebagai jalur komunikasi jarak dekat maupun jauh.
Dan beberapa teknologi yang menggunakan media wireless dalam kominikasi jaringan, antara lain adalah GSM/CDMA, 4G, Satellite, WiFi, dan sebagainya.
Nah, ini menyebabkan kondisi regulasi di beberapa negara biasanya mewajibkan adanya perizinan dalam penggunaan pita frequensi, adagar si pengguna pita frequensi tersebut dapat terorganisir dengan baik. Begitu pula dengan pita frequensi yang digunakan oleh teknologi WiFi.
Tetapi sejak tahun 2005 pemerintah indonesia telah memberikan izin bebas bersyarat dalam penggunaan frequensi 2,4GHz (2400-2483.5 MHz) yang digunakan oleh teknologi WiFi. Tepatnya pada tanggal 5 Januari 2005, dan keputusan Mentri No.2 / 2005 tentang Wireless Internet di 2,4GHz di tanda tangani oleh Hatta Rajasa. KEPMEN 2/2005 ini pada prinsipnya membebaskan izin penggunaan frequensi 2,4GHz dengan bersyarat antara lain.
1.Maximum Daya Pancar 100mW
2.EIRP Maximum 36dBm
3.Semua peralatan yang digunakan sudah bersertifikat.
Lalu pada tahun 2009, izin bebas bersyarat ini juga diberikan pada penggunaan pita frequensi 5,8GHz (5725 - 5825 MHz) seperti halnya dengan frequensi 2,4GHz berdasarkan Peraturan Mentri Mominfo No. 27/PER/M.KOMINFO/6/2009.
Jadi frequensi 2,4GHz dan 5,8GHz inilah yang biasa digunakan untukjaringan komputer oleh sebagian besar WISP (Wireless Internet Srvice Provider) dan juga Pembuatan RT RW Net yang berkebang pesan di indonesia.
Dan Ubiquiti ini juga Merupakan salah satu Vendor Hardware selain Mikrotik yang dapat mensupport Link Wireless frequensi 2,4GHz dan 5,8GHz. Banyak produk yang sudah dikeluarkan oleh Ubiquiti untuk macam” Kebutuhan. Baik peralatan indoor maupun outdoor.
WISP (Wireless Internet Service Provider) History
Karena berkembangnya Network dan koneksi Broadband di indonesia dengan infrastruktur kabel tembaga terkendala oleh keterbatasan jangkauan yang utama untuk daerah rural dan mibilitas jadi untuk mengatasinya infrastruktur Wireless Broadband fixed menggunakan frequensi bebas lisensi telah menjadi semakin populer dalam dekade terakhir ini sebagai solusi ekonimis dan efektif untuk menambal kekurangan tersebut. Dan awal dari pengembangan ini bisa disebut sebagai WISP (Wireless Internet Service Provider).
Perangkat teknologi Wireless untuk Jaringan WISP ini telah banyak berkembang menjadi beberapa generasi seperti berikut ini.
Generasi Pertama terkadang bisa disebut”The Lego System”
Pada Tahun 1999, standar 802.11b diperkenalkan untuk pertama kalinya, yang mempinyai kapasitas tinggi dan rendahnya biaya untuk pasar umum, dengan fitur Up to 11Mbps menggunakan frequensi bebas di 2,4GHz. Nah perangkat yang dibuat dengan OS Linux Terkenal ini mendapat sebutan “HOST AP” yang memungkinkan system operasi linux tertanam dan dipasang dengan card PCMCIA yang mempunyai standart 802.11b
Dan untuk kebutuhan Outdoor ditaruh didalam Box tahan cuaca, dengan menggunakan PoE sebagai tempat daya Dan untuk menambah daya jarak jangkauan signal ditambahkan Power amplifier(booster) dan antena High-gain.
Generasi ke dua “Ateros Madwifi, startOS/mikrotik, ubiquiti”
Ditahun 2003, mulai dikenalkan nya driver dan chipset untuk standar 802.11a (5 Ghz). Yang memberikan momentum yang signifikan,, terhadap perangkat wirelles dengan alasan:
- Standar 802.11a menyediakan kapasitas 10x ( up to 108 mbps)
- band 5 Ghz lisensi free ( lisensi class). Dan ketesedian chanel lebih banyak
- Perangkat wireless dengan chipset band 5 Ghz mulai diproduksi dengan berbagai merek sehingga banyak pilihan dan variasi harga.
Pada saat inilah mulai banyak jenis pilihan driver untuk perangkat wirelles 5 Ghz (multiband atheros driver ) antara lain :
- Madwifi
- Mikrotik/starOS
- Ubiquiti
Generasi Ke 3 – integrated Product “motorola-canopy, Nano station, Powerstation and other”
Pasar perangkat untuk WISP mengalami perkembangan, produsen mulai mengembangkan produk terintergrasi, tidak membutuhkan perakitan hardware dan pengembangan perangkat lunak, yang “ Plug and play”. Terdapat 2 pilihan yaitu low-cost untuk produk 802.11 based (open system) atau high-cost untuk solusi produk proprietary.
Untuk produk 802.11 based yang populer saat itu (tahun 2006 ) “tranzeo,enggenius,tp link” dan untuk Ubiquiti sendiri ada “NanoStation dan Nano Station Loco untuk produk integrated Mereka.
Dan produk 802.11 proprietary, Motorola merilis Motorola Canopy (sekarang merk “Cambium”) untuk produk integrated dan outdor nya.
Generasi ke 4 “Ubiquiti AirMax” dan “AirFiber”
Di tahun 2010, Ubiquti mengembangkan dan meluncurkan teknologi Airmax, dengan tujuan mengambil yang terbaik dari teknologi WISP.
Produk Airmax mengunakan standar baru yaitu 802.11n yang bisa membawa throughput yang lebih tinggi (up to 300 mbps) dengan biaya yang lebih rendah. Keungulan dari standar 802.11n yaitu mengunakan multiple input multiple output output dalam pemrosesan sinyal. Untuk menghindari multi pacth mengunakan antena dual-polarisasi untuk mengisolasi nya.
Airmax didukung dengan teknologi Protocol TDMA (time Division Multiple access) untuk mengatasi masalah “Hide node” akibat client yang tidak bisa saling mengirim dan memberikan latency rendah, Juga resiko penurunan performace akibat terjadi collision / tabrakan.
Product Details Air Fiber
- Operating Frequency: 24.05 – 24.25 GHz
- Dimensions: 649 x 426 x 303 mm
- Weight: 10.5 kg
- Max. Power Consumption: < 50W
- Power Supply: 50V, 1.2A PoE GigE Adapter (Included)
- Power Method: Passive Power over Ethernet (42-58V)
- Pole Mount Kit (Included)
- Operating Temperature: -40 to 55°C (-40 to 131° F)
Additional Information
- 1.4+ Gbps, aggregate throughput
- 13+ km range
- Worldwide License-Free 24 GHz frequency
- Up to 100x faster than DSL/Cable
- Intuitive airFiber Configuration Interface
- One-person installation at each link
- Patent-pending transmission technology
- TDD and FDD Operating Modes
- Advanced HDD Operating Mode
0 Response to "Wireless Fundamental Part 1"
Post a Comment